Kementerian ESDM Proyeksi Produksi Batu Bara

LatestNews – Proyeksi batu bara Indonesia mengalami penurunan kuantitas memproduksi bersama keseluruhan di bawah 790 juta ton pada 2025. Halini seperti disampaikan Kementerian energi dan Sumber kekuatan Mineral (ESDM).
Fenomena ini memperlihatkan terdapatnya penurunan angka yang lebih rendah dibandingkan bersama dengan th. lantas yaitu sebanyak 836 juta ton.
“Secara memproduksi batu bara kami turun. tahun tempo hari kurang lebih 836 juta ton, tahun 2025 ini diproyeksikan tidak hingga 790 juta ton,” ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno, melansir pada Selasa (30/12/2025).
Dengan demikianlah lanjut dia, tidak sekedar secara harga komoditas, namun jumlah produksi batu bara pun ikut mengalami penurunan.
“Penurunan mengolah berikut merupakan usaha Kementerian ESDM untuk melakukan perbaikan harga jual batu bara di pasar internasional,” terang Tri Winarno.
“Jumlah produksi antara 2024 menggapai 117 persen target yang ditetapkan pada APBN 2024, yaitu sebesar 710 juta ton,” sambung dia.
Tri mengatakan sebanyak 233 juta ton telah disalurkan ke pangsa industri domestik (DMO) dan 48 juta ton untuk stok batu bara domestik, sebagaimana yang dikutip berasal dari laman resmi Kementerian ESDM.
“Pada 2024, Indonesia sudah mengekspor 555 juta ton batu bara atau setara bersama dengan lebih kurang 33–35 % berasal dari keseluruhan mengkonsumsi dunia,” papar dia.
Komparasi Harga Batu Bara makin Menurun
Kemudian, Tri memaparkan, pada periode Januari-Juli 2025, ekspor komoditas batu bara alami penurunan sebesar 21,74 prosen terasa 13,82 miliar dolar AS, sebagaimana yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
“Padahal, pada periode yang sama di th. 2024, kinerja ekspor komoditas batu bara ini tercatat sebesar 17,66 miliar dolar AS. keadaan harga batu bara lesu,” terang Tri.
Dia mengatakan tren penurunan tampak berasal dari harga batu bara acuan (HBA). HBA periode I Desember turun menjadi 98,26 dolar AS per ton, dari yang pada mulanya 102,03 dolar AS per ton antara periode II November.
Harga selanjutnya termasuk lebih rendah apabila dibandingkan harga batu bara antara November 2024 yang berada di angka 114,43 dolar AS per ton.
Menyadari industri pertambangan bukanlah industri yang terbarukan, maka Tri mengajak para penambang untuk lebih bijak didalam menambang.
“Kami harapkan pelaku usaha di dunia pertambangan ini mulai menyadari bahwa industri pertambangan ini adalah industri yang tidak terbarukan. lantas benar-benar harapannya andaikan dikerjakan penambangan, menunjukkan fungsi ekonomi bagi penduduk setempat,” tandas Tri.
Sebelumnya, Menteri energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebutkan obyek memproses nikel di dalam perencanaan kerja dan anggaran cost (RKAB) 2026 dapat lebih rendah untuk mengangkat harga nikel.
Pemangkasan tujuan mengolah nikel dan batu bara dimaksudkan untuk mengangkat harga kedua komoditas selanjutnya dengan cara mengatur pasokan dan permohonan
