Napi Kabur dari Lapas Kutacane

LatestNews – Puluhan narapidana kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kutacane, Aceh Tenggara, berjalan menjelang selagi berbuka puasa pada Senin, 10 Maret 2025. Kejadian ini menghebohkan warga lebih kurang yang selagi itu tengah sibuk membeli takjil.
Dalam rekaman video yang beredar, kelihatan sejumlah napi berlarian terlihat dari Lapas Kutacane, selagi sebagian warga berusaha membatasi mereka.
Diperkirakan tersedia 50 napi sukses melarikan diri bersama dengan beraneka cara. Sebagian napi terlihat melalui pintu utama, selagi yang lain nekat memanjat atap untuk meloloskan diri.
Mengonfirmasi perihal itu, Rika selaku Humas Ditjenpas membenarkan moment terkait. Menurut dia, semua pihak sudah dikerahkan untuk lakukan penanganan dan pengendalian.
“Betul berjalan moment usaha pelarian warga binaan lapas kutacane, sudah dilakukan penanganan dan pengendalian oleh pihak lapas bekerjasama bersama dengan kepolisian , TNI dan Pemda,” kat Rika melalui keterangan diterima, Selasa (11/3/2025).
Rika terhitung menyatakan, pemda yang diwakili oleh Bupati Aceh Tenggara terhitung ada segera untuk berdialog bersama dengan warga binaan. Hingga pagi hari ini, diketahui masih puluhan napi yang belum kembali ke lapas dan masih terus dikejar.
“Warga binaan yang melarikan diri 49 orang, tertangkap kembali dan menyerahkan diri 14 orang. Jadi 35 orang masih dalam pengejaran,” tahu Rika.
Sementara itu, Kalapas Kelas IIB Kutacane Andi Hasyim, Senin malam, kepada awak media menyebutkan bahwa para warga binaan berikut melarikan diri bersama dengan cara mengakibatkan kerusakan pintu 2 dan 3 dan juga berusaha menyerang petugas.
Andi menyebutkan bahwa petugas pengamanan di lapas berikut hanya tersedia enam orang, selagi kuantitas napi mencapai 300-an lebih.
“Kita sudah terkunci semua gara-gara mereka mampu dicermati di dalam pintu dua pun sudah terjebolkan mereka gara-gara pintu terakhir sudah kami kunci bermakna mereka melalui atap,” terang Andi kepada sejumlah wartawan di Lapas Kutacane.
Menurut Andi, para napi memberontak tidak benar satunya disebabkan gara-gara permintaan mereka untuk pengadaan bilik asmara. Andi menyebutkan pihaknya akan segera memberikan tuntutan napi ke pusat.
Kronologi Kaburnya Puluhan Napi
Kejadian bermula saat para narapidana lakukan protes massal di dalam Lapas Kutacane. Mereka merasa tidak senang bersama dengan suasana lapas yang kelebihan kapasitas dan layanan yang minim. Anggaran makan yang hanya Rp20.000 per hari dinilai tidak mencukupi. Puncaknya, mereka menuntut ada ‘bilik asmara’ di dalam lapas, sebuah tuntutan yang di luar kewenangan kepala lapas.
Protes ini berujung pada aksi kekerasan. Para napi mengakibatkan kerusakan pintu lapas dan berusaha menyerang petugas. Kekurangan petugas keamanan, hanya enam orang untuk mengawasi lebih dari 300 narapidana, menyebabkan mereka enteng meloloskan diri. Sebagian napi terlihat melalui pintu utama yang sudah dirusak, selagi yang lain memanjat atap lapas untuk kabur.
Video amatir yang beredar di media sosial memperlihatkan sejumlah napi berlarian terlihat dari lapas, selagi warga lebih kurang berusaha menghalangi. Kejadian ini berjalan menjelang selagi berbuka puasa, selagi warga tengah sibuk menyiapkan takjil.
Kondisi Lapas dan Tuntutan Napi
Lapas Kelas IIB Kutacane sebenarnya diketahui dalam suasana yang memprihatinkan. Kelebihan kapasitas yang signifikan, bersama dengan 362 narapidana di lapas yang selayaknya hanya mampu menampung 150 orang, jadi persoalan utama. Minimnya anggaran untuk makan, hanya Rp20.000 per hari per narapidana, terhitung menyebabkan mereka merasa tidak diperhatikan.
Selain persoalan fasilitas, tuntutan ‘bilik asmara’ jadi sorotan. Meskipun Kepala Lapas memperlihatkan ini di luar kewenangannya, tuntutan ini jadi pemicu utama aksi protes yang berujung pada pelarian massal. Minimnya kuantitas petugas keamanan, hanya enam orang, terhitung memperburuk suasana dan memudahkan para napi untuk kabur.
Pihak Lapas dan pemerintah daerah sudah berusaha lakukan dialog bersama dengan para narapidana untuk meredakan situasi. Namun, aksi protes dan pelarian massal sudah terjadi. Pencarian pada narapidana yang masih buron masih terus dilakukan oleh tim gabungan.