Beredar Foto Rais Aam dan Gus Yahya Satu Pesawat

LatestNews – Beredar foto di dunia maya di mana memperlihatkan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar berbarengan bersama dengan rombongan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di Bandara Juanda, Surabaya, Kamis (27/11/2025).
Terkait perihal itu, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Wahyu Nur Hidayat (Gus Wahyu) menjelaskan sementara setelah Miftachul Akhyar memasuki pesawat, ia segera berikan tahu staf Syuriyah PBNU yang mengantarkannya ke Bandara Halim Perdanakusuma bahwa dirinya berada didalam satu pesawat bersama rombongan Gus Yahya.
“Rais Aam berada di baris ketiga (seat 3D). Gus Yahya dan rombongan di baris kedua,” kata Gus Wahyu didalam keterangannya, Kamis (27/11/2025).
Dia menuturkan sesudah mendarat di Bandara Juanda lebih kurang pukul 07.28 WIB, Miftachul Akhyar mengirimkan pesan WhatsApp ke staf Syuriyah yang intinya menuturkan tidak hadir penuturan apa-pun selama di di dalam penerbangan atau pesawat.
“Rais Aam sempat diarahkan oleh Staf Gus Yahya untuk menuju Ruang VIP, tapi beliau memilih langsung menuju parkiran Bandara Juanda, gara-gara Rabu (26/11) tempo hari beliau berangkat ke Jakarta berbarengan Gus Mughits Al-Iroqi bersama mengendarai mobil khusus dan memarkir mobil di Bandara Juanda,” ungkap Gus Wahyu.
Menurut dia, sepanjang jalan kaki menuju Ruang pelataran parkir mobil, Gus Yahya dan rombongan konsisten mengkaji trik Miftachul Akhyar, sambil berharap sementara sowan.
“Rais Aam menjawab ‘mangke kulo ningali jadwal (nanti saya cek jadwal)’,” tutur Gus Wahyu.
“Selama turun berasal dari pesawat dan berjalan kaki menuju pesawat itulah gambar-gambar Rais Aam yang diikuti Rombongan Gus Yahya berikut diambil,” sambungnya.
Miftachul Akhyar, kata Gus Wahyu pun menghendaki bila terletak video atau foto berkaitan kejadian selama perjalanan dari pesawat menuju Ruang parkir Bandara Juanda untuk segera dihapus.
Syuriyah PBNU Copot Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
Sebelumnya, Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama memecat Yahya Cholil Staquf dengan kata lain Gus Yahya sebagai Ketua umum PBNU juga merasa hari ini, Rabu 26 November 2025, yang tertuang dalam surat bernomor 4785/PB.02/A.II.10.01/99/11/2025.
Adapun surat tersebut segera ditandatangani oleh Wakil Rais Aam PBNU Afifuddin Muhajir dan Katib PBNU Ahmad Tajul Mafakhir pada Selasa, 25 November 2025.
Saat dikonfirmasi Katib PBNU Ahmad Tajul Mafakhir membetulkan surat berikut “Iya (ada surat pemecatan),” kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (26/11/2025).
Dalam surat berikut dijelaskan, Yahya Cholil Staquf telah terima dan membaca surat Hasil keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU dengan Lampiran Risalah Rapat Harian Syunyah.
“Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud ada butir 2 di atas maka KH. Yahya Cholil Staquf tidak ulang berstatus sebagai Ketua lazim PBNU terhitung mulai tanggal 26 November 2025 pukul 00.45 WIB,” demikianlah bunyi suratnya.
“Bahwa berdasarkan butir 3 di atas, maka KH. Yahya Cholil Staquf tidak ulang resmikan wewenang dan hak untuk mengfungsikan atribut, sarana dan/atau hal-hal yang menempel kepada jabatan Ketua umum PBNU maupun bertindak untuk dan atas nama Perkumpulan Nahdlatul Ulama termasuk merasa tanggal 26 November 2025 pukul 00.45 WIB,” demikian lanjut surat tersebut.
Gus Yahya menolak Mundur
Ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menanggapi beredarnya surat pemberhentian dirinya oleh Syuriyah PBNU pada Rabu, 26 November 2025. Menurut dia, surat bernomor 4785/PB.02/A.II.10.01/99/11/2025 itu tidak sah dan tidak membuka dasar administratif yang valid.
Dia meyakinkan jabatannya sebagai Ketum PBNU tidak dapat dicopot begitu saja, terkecuali melewati mekanisme Muktamar. Gus Yahya juga menolak tegas permohonan supaya dirinya mundur dari jabatan Ketua lazim PBNU.
“Saya sebagai mandataris tidak kemungkinan bisa diberhentikan jikalau melewati Muktamar. aku diminta mundur dan saya menolak mundur. saya menjelaskan tidak bakal mundur. Dan saya tidak bisa diberhentikan kecuali melalui Muktamar,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers di Kantor Pusat PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (26/11/2025).
Menurutnya, kedudukan Ketua lazim PBNU dihasilkan melewati mandat Muktamar sebagai forum tertinggi organisasi, sehingga tidak bakal dicabut oleh rapat atau peraturan internal Syuriyah.
Gus Yahya menyebutkan struktur kelembagaan NU resmikan ketentuan yang terlalu menyadari perihal batas kewenangan.
“Rapat Harian Syuriyah itu tidak dapat memberhentikan barang siapa tidak punya wewenang untuk memberhentikan siapapun Memberhentikan pengurus instansi atau fungsionaris yang lain saja enggak bisa bahkan memberhentikan Ketua Umum,” katanya.
Lebih lanjut, Gus Yahya termasuk mempertanyakan sistem Rapat Harian Syuriyah yang disebutnya sama juga sekali tidak memberinya peluang untuk memberikan klarifikasi sebelum akan suatu ketetapan diberlakukan.
Prosesnya tidak dapat di terima karena hanya melontarkan tuduhan-tuduhan dan melarang aku untuk memperlihatkan klarifikasi, tapi sesudah itu langsung menetapkan aturan yang berwujud hukuman. Ini memahami tidak bakal diterima,” ujar Gus Yahya.
