Nikita Mirzani Ditetapkan Tersangka Kasus Dugaan Pengancaman

LatestNews – Polisi tetapkan artis Nikita Mirzani dan asistennya, IM sebagai tersangka masalah pengancaman dan pemerasan.
Penetapan tersangka disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi. Dia mengatakan, penyidik Direktorat Siber Polda Metro telah mengantongi dua alat bukti permulaan untuk menaikan status keduanya dari terlapor jadi tersangka.
“Benar, saudari NM dan saudara IM telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Penyidik DitSiber Polda Metro Jaya berdasarkan bukti yang memadai dan berdasarkan hasil gelar perkara,” kata dia, Kamis (20/2/2025).
Kasus ini ditangani usai kepolisian terima laporan dari seorang pengusaha berinisial RGP yang mengaku diperas hingga Rp 4 miliar.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menerangkan laporan dilayangkan oleh RGP terhadap 3 Desember 2024.
“Kami terima laporan polisi dari saudari RGP, berkenaan dugaan pengancaman lewat fasilitas elektronik dan atau pengancaman dan atau TPPU. Terlapornya dalam lidik ya,” kata Ade Ary dalam keterangannya, Senin (10/2/2025).
Ade Ary membeberkan berdasarkan laporan dari korban. Bermula dari perselisihan pada korban RGP dan Nikita Mirzani. Nikita Mirzani diduga menjelek-jelekkan nama korban dan juga product miliknya lewat siaran langsung di TikTok.
Merasa keberatan, korban mencoba menghubungi Nikita Mirzani lewat asistennya lewat WhatsApp bersama dengan niat bersilaturahmi. Komunikasi berjalan terhadap 13 November 2024
“Korban menghubungi terlapor yang merupakan asisten dari saudari NM lewat WhatsApp, ke dua nomor WhatsApp, bersama dengan tujuan untuk bersilaturahmi bersama dengan saudari NM,” ujar dia.
Korban Dimintai Uang Rp 5 Miliar
Namun, respons yang di terima justru memuat ancaman. Korban diminta membayar Rp 5 miliar sebagai duit tutup mulut agar masalah berikut tidak diungkap ke fasilitas sosial. Korban yang terasa terancam selanjutnya mengirimkan duit secara bertahap.
“Pada 14 November 2024, korban jalankan transfer dana sebesar Rp 2 miliar ke sebuah nomor rekening atas nama tertentu atas panduan terlapor. Kemudian terhadap tanggal 15 November, atas panduan terlapor, korban mengimbuhkan duit tunai sebesar Rp 2 miliar. Atas perihal tersebut, korban terasa telah diperas dan mengalami kerugian sebanyak Rp 4 miliar,” ucap dia.
Terkait perihal ini, Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya telah menaikan status perkara dari penyelidikan ke bagian penyidikan. Total, telah 10 orang saksi yang dimintai keterangan.
“Perlu kita laporkan bahwa kala ini tahapan prosesnya adalah telah dalam bagian penyidikan,” ucap dia.
Barang Bukti yang Disita
Dalam masalah ini, beberapa barang bukti diambil pada lain flashdisk, satu bundel bukti tangkapan layar pembicaraan WhatsApp, bukti transfer, kwitansi pembayaran, dan juga beberapa unit ponsel.
“Tim penyidik tetap tetap jalankan proses penyidikan dan masalah ini akan diusut tuntas. Jadi, tiap-tiap laporan yang masuk kepada kami, kepada Polda Metro Jaya, akan diusut tuntas secara prosedural, profesional, dan proporsional. Itu perlu waktu. Ada tahapan-tahapannya,” tandas dia.