Puan Maharani Mengenakan Kebaya Kartini

Puan Maharani Mengenakan Kebaya Kartini

Puan Maharani
Puan Maharani Mengenakan Kebaya Kartini

LatestNews – Membacakan teks proklamasi adalah tugas Ketua DPR RI Puan Maharani di upacara peringatan HUT ke-79 RI, di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan, Sabtu (17/8). Puan mengenakan kebaya type Kartini berwarna merah maroon sebagai lambang emansipasi wanita.

Ya, kebaya type Kartini bersama dengan potongan kerah V berikut dibikin karena terinspirasi berasal dari warna sang Merah Putih. Warna merah terhadap kebaya, melambangkan dorongan yang menggelora di dalam harmoni Nusantara. Penampilan Puan dipercantik bersama dengan tambahan bros gold disematkan di segi kiri, untuk mengimbuhkan kesan anggun dan fresh.

Kebaya kartini yang dikenakan Puan pun selaras bersatu padu bersama dengan selendang bermotif daun dan bunga yang senada bersama dengan jarik (kain) batik bawahan kebaya. Kebaya ini merupakan koleksi pribadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu. Penampilan Puan makin dipermanis bersama dengan sanggul simple dan tas tangan kecil.

Dalam peristiwa HUT ke-79 RI, isu perempuan jadi tidak benar satu yang disoroti Puan. Secara khusus, Puan mengedepankan pentingnya kesetaraan pada perempuan dan laki-laki. Pesan Puan soal kesetaraan itu lebih-lebih disampaikan di dalam pidatonya di Sidang Bersama DPR-DPD RI 2024 terhadap Jumat (16/8). Pidato Puan soal isu perempuan ini lebih-lebih mendapat sambutan antusias berasal dari para anggota dewan dan tamu undangan sidang bersama dengan itu.

“Pembangunan yang inklusif, juga mengimbuhkan area bagi Perempuan di dalam Pembangunan,” ujar Puan.

Menurutnya, keikutsertaan perempuan bukanlah sebagai wujud afirmatif. Puan menegaskan, keikutsertaan perempuan perlu dilihat sebagai wujud kesadaran bersama dengan bahwa peran laki-laki dan perempuan setara kedudukannya di dalam membangun bangsa dan negara.

“Saat ini, masih banyak ditemukan cara pikir yang layaknya ini: ‘The happiness of man is: I will. The happiness of woman is: he wills.’ Sehingga seolah-olah cuma ada: ‘His-story’, tidak tersedia ‘Her-story’. Cara pikir dan cara sikap yang layaknya inilah yang perlu diubah,” kata mantan Menko PMK itu.

Menurut Puan, kesetaraan pada laki-laki dan perempuan bukan didasarkan karena kebencian terhadap kaum laki-laki. Akan tapi atas kesadaran bahwa harkat dan martabat manusia sama, baik laki-laki maupun perempuan.

“Baik kulit putih maupun kulit hitam, baik rambut lurus maupun rambut keriting, harkat dan martabat manusia adalah sama,” ujar Puan lagi.

Tak cuma itu saja, Puan juga mengingatkan berkenaan kesetaraan perempuan dan laki-laki perlu selamanya mengakui dan menghormati kodrat masing-masing. Puan menegaskan, perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang serupa untuk maju, sejahtera, berkarya, berprestasi, dan hak yang serupa di dalam pekerjaan dan juga jabatan-jabatan publik.

“Ayo perempuan Indonesia, tunjukkanlah bahwa kami adalah perempuan-perempuan hebat!” ucap Puan disambut standing ovation berasal dari para peserta sidang bersama.

LatestNews